TV gak mutu! kebanyakan sensor! Mungkin saat ini bukan cuma saya yang
mencaci keberadaan lembaga sensor di Indonesia, gimana enggak? saat kita
sudah benar-benar tegang melihat wanita cantik yang sedang menunduk dan
kerah bajunya jatuh kebawah, eh ladalah! .. gambarnya jadi burem ..
Arghhhhhhh! ... dan cuma bisa bergumam: "seharusnya kalo emang niat
nyensor ya gak usah diputer aja filmnya, jadi gak bikin jengkel umat manusia."
 |
Mungkin ini yang akan terjadi kalau film crows zero masuk ke Indonesia. |
Kebijakan pemerintah kita dibidang sensor: "setiap hal yang menampilkan
segala macam bentuk kekerasan, eksploitasi seksual, dan menimbulkan efek
buruk pada masyarakat akan melalui proses sensor" ... itu alasannya kenapa saat ini
saya harus berpuasa untuk melihat toket pada siaran tv lokal.
Tapi sayangnya kebijakan yang dikeluarkan oleh lembaga sensor ini
terlalu pilih kasih, sinetron India berjudul Mahabarata yang disiarkan
oleh pihak Antv tidak masuk dalam daftar list untuk disensor, Bukankah
baju-baju perempuan India juga menampilkan udel yang keliatan? belum
lagi tentang gaya bicara orang India (goyang-goyang kepala) yang juga
dapat menimbulkan efek buruk .. It's true guys, Saat ini setiap bicara
dengan saya, anak saya selalu menggoyang goyangkan kepala meniru orang
India.
 |
Bungkus rokok yang telah melalui proses sensor :D |
Lalu, jika memang segala hal yang dapat menimbulkan hal buruk harus
disensor oleh Pemerintah, kenapa bungkus rokok yang menampilkan hal-hal
menjijikan tidak ikutan disensor? bukannya itu juga menimbulkan hal
buruk? Biasanya, setelah melihat gambar menjijikan dibungkus rokok saya
jadi malas makan, akibat saya malas makan, saya jadi sakit, kalau saya
sakit, saya bisa mati, bukannya itu efek buruk yang ditimbulkan oleh
gambar menjijikan pada bungkus rokok?
Label: Persepsi Ngasal